image1 image2 image3

HELLO I'M BRAMASTIO BEAVISTO|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|

Kalimat

PENGERTIAN & FUNGSI
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri memiliki pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain, atau bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat, mempunyai intonasi dan bermakna.
Kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :
  • Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan predikat.
  • Kalimat Majemuk
          Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi didalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk antara lain :
  1. Kalimat Majemuk Setara
  2. Kalimat Majemuk Rapatan
  3. Kalimat Majemuk Bertingkat
  4. Kalimat Majemuk Campuran.
Berikut penjelasan singkat dari masing-masing jenis kalimat yang disebutkan diatas.
  • Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni :
Jenis Konjungsi
penggabungan Dan
penguatan/Penegasan Bahkan
pemilihan Atau
berlawanan di lanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang kedua (sedangkan)
urutan waktu kemudian, lalu, lantas
Contoh :
  1. Andi pergi ke mall. (kalimat tunggal 1)
 Andi pergi ke mall sedangkan Nasman berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
  1. Nasman berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
 Nasman berangkat ke bengkel sedangkan Andi pergi ke mall. (kalimat majemuk)
  • Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh :
  1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
  2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
  3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
  Pekerjaannya hanya menonton, tidur, dan jalan-jalan. (kalimat majemuk rapatan)
  • Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, antara lain :
Jenis Konjungsi
Syarat jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
Tujuan agar, supaya, biar
perlawanan (konsesif) walaupun, kendati(pun), biarpun
penyebaban sebab, karena, oleh karena
pengakibatan maka, sehingga
Cara dengan, tanpa
Alat dengan, tanpa
perbandingan seperti, bagaikan, alih-alih
penjelasan Bahwa
kenyataan Padahal
Contoh :
  1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
  2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
 Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
 Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
  • Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh :
  1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
  2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
  3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
 Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran).
Unsur-Unsur Sintaksis Dalam Kalimat
Dalam kenyataan pemakaian bahasa, struktur kalimat tidak selalu berurutan atau biasa kita sebut sebagai S, P, O, K dan Pelengkap, tapi banyak kalimat yang urutan unsurnya menyimpang dari pola urutan tersebut. Untuk mengetahui fungsi unsur kalimat, perlu kita kenal ciri umum tiap fungsi-fungsi/unsur-unsur sintaksis dalam kalimat itu.
  • Fungsi Predikat
Predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan, jika ada, konstrituen objek, pelengkap, dan/atau keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjectival. Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa numeral atau frasa preposisional.
  1. Ayahnya guru bahasa Inggris (P=FN)
  2. Adiknya dua (P=FNum)
  3. Ibu sedang ke pasar (P=FPrep)
  4. Dia sedang tidur(P=FV)
  5. Pelangi itu indah sekali(P=FAdj).
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat mengisyaratakan makna jumlah FN subjek.
  1. Penumpang bus itu bergantung
  2. Penumpang bus itu
Pada (a) FN penumpang bus itu cenderung bermakna tunggal, tetapi pada (b) bermakna jamak oleh kehadiran bentuk verba predikat bergantungan.
  1. Fungsi Subjek
Subek merupakan funsi sintaksi terpenting yang kedua. Pada umumnya berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
  • Harimau binatang liar.
  • Anak itu belum makan
  • Yang tidak ikut upacara akan ditindak.
Subjek dapat juga berupa frasa verbal.
membangun gedung bertingkat mahal sekali.
Pada umumnya, subjek terletak di sebelah kiri predikat. Jika unsur subjek lebih panjang dibandingkan predikat, subjek sering diletakkan di akhir kalimat.
  • Manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian tidak banyak.
  • Tidak banyak manusia yang mampu tingaal dalam kesendirian.
Subjek pada kalimat imperative adalah orang kedua atau orang pertama jamak dan biasanya tidak hadir.
  • Tolong (kamu) bersihkan  meja ini.
  • Mari (kita) makan.
Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan.
  • Anak itu[S] menghabiskan kue saya.
  • Kue saya dihabiskan (oleh) anak itu [Pel].
  1. Fungsi Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu setelah predikatnya. Sehingga dapat dikenali dengan memperhatikan (1) jenis predikat yang dilengkapinya dan (2) ciri khas objek itu sendiri. Berba transistif biasanya ditandai oleh kehadiran afiks tertentu. Sufiks –kan dan –I serta prefiks meng-umumnya merupakan pembentuk verba transitif.
  • Morten menundukkan
  • Icuk dapat dengan mudah dikenali sebagai objek karena adanya sufiks –kan: menundukk
Objek biasanya berupa nomin atau fras nominal. Jika objek tergolong nomina, frasa nominal tak bernyawa, atau persona ketiga tunggal, nomina objek itu dapat diganti dengan pronominal –nya;dan jika berupa pronmina aku atau kamu (tunggal), bentuk –ku dan –mu dapat digunakan.
  • Adi mengunjungi Pak Rustam.
  • Adi mengunjunginya.
  • Beliau mengatakan (bahwa) Ali tidak akan datang.
  • Beliau mengatakan
Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan.
  • Pembantu membersihkan ruangan saya [o]
  • Ruangan saya[S] dibersihkan (oleh) pembantu.
Potensi ketersulitan unsur objek dengan –nya dan pengendapannya menjadi subjek kalimat pasif itu merupakan ciri utama yang membedakan objek dari pelengkap yang berupa nomina atau frasa.
  1. Fungsi Pelengkap
Antara objek dan pelengkap memiliki kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya juga sering menduduki tempat yang sama, yakni dibelakang verba.
  • Dia mendagangkan barang-barang elektronikdi Glodok.
  • Dia berdagang barang-barang elektronik di Glodok.
Pada kedua contoh di atas tampak bahwa barang-barang elektronik adalah frasa nominal dan berdiri di belakang verba mendagangkan dan berdagang. Akan teteapi, pada kalimat (a) frasa nominal itu dinamakan objek, sedangkan pada (b) disebut pelengkap.
Objek Pelengkap
  1. Bewujud frasa nominal atau klausa
  2. Berwujud frasa nominal, verba, adjektival, preposisional atau klausa
  3. Berada langsung di belakang predikat
  4. Berada langsung di belakang predikat jika tak ada objek dan di belakang objek jika ada objek.
  5. Menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
  6. Tak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kata.
  7. Dapat diganti dengan pronominal –nya
  8. Tidak dapat diganti dengan –nyakecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan







Seringkali nominal mempunyai hubungan khusus dengan verba atau adjektiva yang diikutinya sehingga seolah-olah keduanya tidak dapat dipisahkan lagi.
Contoh:
Makan waktu, Balik nama, Masuk hitungan, Cuci muka, dan lain sebagainya.

Gabungan verba atau adjektiva dengan nomina seperti itu merupakan verba atau adjektiva adjektiva majemuk yang berfungsi sebagai satu kesatuan dalam kalimat. Kadang-kadang hubungan antara nomina dan verba atau adjektiva itu begitu erat sehingga menjdi semacam idiom: naik haji, turun tangan, keras kepala.
  1. Fungsi Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya, dapat berada di awal, tengah dan akhir kalimat. Kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat manasukan. Biasanya berupa frasa nominal, prepsisional atau adverbial.
  • Dia memotong rambutnya
  • Dia memotong rambutnya di kamar.
  • Dia memotong rambut dengan gunting.
  • Dia memotong rambutnya
  • Dia memotong rambutnya sebelum dia mendapat peringatan dari sekolah.
Jenis Keterangan Preposisi Contoh
  1. Tempat
di, ke, dari, dalam, pada di kamar, ke kamar, dari kampus, dalam lemari, pada permukaan
  1. Waktu
-, pada, dalam, se- sebelum dsb. Sekarang, pada hari ini, dalam minggu ini, sepulang dari kantor, sebelum dia datang.
  1. Alat
Dengan Dengan (memakai) gunting, dengan pensil
  1. Tujuan
Agar, untuk, bagi, demi Agar kau pintar, untuk agama, bagi nusa, demi kehormatan
  1. Cara
Dengan, secara, dengan cara Dengan diam-diam, secara perlahan, dengan cara perang
  1. Penyerta
Dengan, bersama, beserta Dengan adiknya, bersama kekasihnya, beserta bintang
  1. Perbandingan/ kemiripan
Seperti, bagaikan, laksana Seperti pelangi, laksana mutiara, bagaikan cahaya
  1. Sebab
Karena, sebab Karena dia, sebab kecantikannya
  1. Kesalingan
- Saling (mengasihi), satu sama lain
Di samping kesembilan jenis keteranga di atas, ada pula jenis keterangan lain yang selalu berbentuk klausa, yaitu keterangan syarat, keterangan pengandaian, keterangan konsesif, dan keterangan hasil.


PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
  • Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut :
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
  • Ciri-Ciri Kalimat Efektif
  1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh : Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
  • Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif).
  • Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif).
  1. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh :
  • Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
  • Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
  1. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu :
  • Menghilangkan pengulangan subjek.
  • Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
  • Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
  • Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
  • Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
  • Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
  • Dia sudah menunggumu sejak dari (tidak efektif)
  • Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
  1. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
  • Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
  • Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
  1. Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu :
  • Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
  • Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
  • Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
  • Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan (tidak efektif)
  • Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
  • Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
  • Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
  1. Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
  • Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
  • Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
  • Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
  1. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu :
  1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh :
  • Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
  • Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
  • Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
  • Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan).
Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh :
  • Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
  • Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh : Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh : Anak itu bodoh, tetapi pintar.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti : partikel –lah, pun, dan kah.
Contoh :
  • Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
  • Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://aa-jejemeratus.blogspot.com/2013/05/fungsi-unsur-kalimat.html
http://adlanfadhillah.blogspot.com/2013/10/pengertian-kalimat-dan-jenisnya.html 

Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Pages