image1 image2 image3

HELLO I'M BRAMASTIO BEAVISTO|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|

Team Work

Definisi Kelompok

      Sebuah kelompok (group) didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi & saling bergantung, bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dapat berupa kelompok formal/kelompok informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi, dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukkan penugasan kerja. Dalam kelompok formal, perilaku yang harus dianut oleh seseorang ditetapkan dan diarahkan menuju tujuan-tujuan organisasi. Sebaliknya, kelompok informal adalah adalah perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal maupun secara organisasional. Kelompok ini adalah formasi alami dalam lingkungan kerja yang timbul sebagai respons terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
      Oleh karena interaksi yang ditimbulkan oleh kedekatan maupun interaksi tugas, kita menemukan bahwa individu sering kali melakukan hal bersama-sama. Kita harus mengenal bahwa jenis interaksi diantara individu ini, meskipun informal, memengaruhi perilaku & kinerja mereka secara mendalam. Tidak terdapat alasan apapun mengapa seorang individu bergabung dengan kelompok-kelompok. Karena sebagian besar orang menjadi anggota beberapa kelompok, jelas bahwa kelompok yang berbeda memberikan manfaat yang berbeda untuk anggota-anggota mereka.
(sumber: Robbins, Stephen. Organizational Behaviour. 2008) 

Karakterisitik Kelompok

      Seperti halnya individu, tim memiliki sifat-sifatnya sendiri. Hal ini sering menjadi pembeda antara satu tim dengan yang lain. Sebuha tim dapat memiliki arti yang berbeda bagi tiap orang. Instruktur, pengembang, pemimpin, pembuat kebijakan, konsultan, dan anggota tim memiliki pandangan yang berbeda jauh akan suatu tim. Perbedaan budaya akan menambah satu lapis isu lagi.
      Fokus pada karakteristik tim muncul dari berbagai studi. Studi tersebut melihat pada dinamika kelompok kecil dan mengenali beberapa peran yang mudah dimengerti. Pada 1970-an, Meredith Belbin menggunakan permainan bisnis untuk mengembangkan cara menjabarkan peran tim. Ia menyimpulkan bahwa tim yang sukses memiliki keseimbangan dalam perpaduan perannya.
      Sayangnya, melabel orang tidak terlalu bermanfaat dalam memimpin tim, walaupun memang memberikan bahasa yang seragam untuk berbicara bagaimana orang berperilaku. Peran mudah dipahami karena difokuskan pada individu. Sederhananya, peran individu sangat menarik & banyak pengembang dan pemimpin tim menggunakan gagasan ini untuk membujuk tim untuk melihat lebih dekat pada bagaimana mereka bekerja sama.
      Pendekatan alternatifnya adalah memfokuskan diri pada permasalahan tertentu dari tim. Walaupun Anda butuh banyak sekali masalah agar pendekatan ini dapat berjalan lancar, setidaknya cara ini mengambil langsung pada pengalaman tim yang nyata. Karena anggota tim mengenali masalahnya, mereka akan lebih bersedia untuk mencari cara untuk mengatasinya.
      Jika tim memiliki siklus hidup alami, cara yang lebih menyeluruh untuk menganalisis apa yang sedang terjadi pada suatu waktu adalah dengan memfokuskan pada bagaimana orang bekerja sama. Hal ini memfokuskan pada "apa yang terjadi ketika kita bekerja sama". Dalam menjelajahi bagaimana tim bekerja sama, fokus tetaplah pada apa yang dikerjakan orang bersama. Ini adalah cara yang lebih penuh & memuaskan untuk menilai efektivitas sekarang & kebutuhan perubahan masa depan.
      Ada begitu banyak klasifikasi, model, dan deskripsi tim. Tentu saja ada terlalu banyak variabel yang memengaruhi kinerja tim sehingga tidak ada satu model yang dapat memberikan jawaban pasti tentang bagaimana menciptakan tim juara. Kita harus tetap fokus pada kinerja tim, hasil, & efektivitas. Pimpinan yang cermat akan menjelejahi berbagai pendekatan apa yang cocok bagi tim. Lebih dari itu, ia harus terus mencari, belajar untuk melihat apa yang terjadi & apa yang dibutuhkan.
(sumber: Leigh, Andrew. Leading Your Team. 2006)

Tahapan Pembuatan Kelompok

      Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi mereka. Kita menyebut urutan ini model lima tahap perkembangan kelompok. Meskipun riset mengindikasikan bahwa tidak semua kelompok mengikuti pola ini, model tersebut adalah kerangka kerja yang berguna untuk memahami perkembangan kelompok.
  • Tahap pertama, pembentukan (forming): memiliki karakteristik besarnya ketidapastian atas suatu tujuan, struktur, & kepemimpinan kelompok tersebut. Tahap ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok
  • Tahap kedua, timbulnya konflik (storming stage): Tahap ini para anggota menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan-batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif jelas atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
  • Tahap ketiga, normalisasi: Tahap dimana hubungan yang terbentuk akan memiliki sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok & persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid & kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspetasi umum definisi yang benar atas perilaku anggota.
  • Tahap keempat, berkinerja (performing): Pada titik ini, struktur telah sepenuhnya fungsional & diterima. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.
  • Tahap kelima, pembubaran (adjourning stage): Tahap ini kelompok telah mempersiapkan pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktifitas-aktifitas. 
      Kebanyakan orang yang menginterpretasikan model lima tahap tersebut berasumsi bahwa sebuah kelompok menjadi efektif seiring kelompok tersebut bergerak melalui empat tahap pertama. Meskipun asumsi ini secara umum benar, apa yang membuat sebuah kelompok efektif adalah lebih kompleks dari yang dikenali oleh model tersebut.
(sumber: Robbins, Stephen. Organizational Behaviour. 2008) 

Kekuatan Team Work

       Walaupun terdapat kesulitan, ada banyak manfaat yang dapat diambil dari kolaborasi dari berbagai tim yang melintasi batas organisasi, bangsa, dan internasional. Campuran dari budaya, pendidikan, dan pengalaman dapat menghasilkan solusi dan sudut pandang baru yang penting. Tim lain dapat melihat suatu peluang yang tidak dilihat jika satu tim bekerja sendiri.
      Bahkan dalam organisasi, ada manfaat dari kerja sama antara satu/lebih, misalnya kemampuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada karyawan. Dengan bantuan dari luar, dua tim dapat menemukan cara terbaik untuk melakukan persaingan tetapi masih bekerja sama. Mereka melangkah lebih lanjut dan melihat manfaat dari berbagai informasi.
      Campuran dari berbagai keahlian adalah alasan lain untuk mendorong kerja sama yang baik antartim, karena banyak masalah hanya dapat ditangani dengan menggunaka ragam kemampuan yang lebih luas. Misalnya, tim audit keuangan bekerja sama dengan departemen produksi untuk menemukan cara terbaik dalam menata pengiriman bahan baku/menurunkan tingkat stok.
      Anda dapat menginspirasi kerja antartim yang sukses dengan memastikan adanya sasaran antartim yang luas. Hal ini seharusnya merupakan sesuatu yang melewati batas tim & menjadi faktor penyatu. Beberapa tim yang mapan memiliki identitas yang begitu kuat & fokus yang jelas sehingga satu-satunya cara bagi mereka untuk bekerja sama adalah dengan memilih sasaran baru yang luas.
      Teamwork  dalam sebuah organisasi biasanya bercirikan beberapa hal. Satu, Kesamaan visi dan misi kerja. Dalam konteks ini, karyawan dan manajer memiliki sudut pandang yang relatif sama dalam mengerjakan tugas perusahaan.
      Orientasi dan fokusnya pada dua hal yaitu proses dan hasil. Pergesekan antar karyawan bisa saja terjadi tetapi selalu diarahkan pada bagaimana target hasil bisa dicapai. Karena itu biasanya konflik bisa ditekan dengan cara saling menumbuhkan pengertiaan yang dipandu manajer. 
      Dua, berorientasi hasil bagi perusahaan. Tim yang baik adalah tim yang mampu mempertahankan bahkan mencapai tujuan organisasi yang lebih besar khususnya ketika berhubungan dengan profit perusahaan.
Tiga, karyawan berkomitmen tinggi pada pekerjaan. Tim yang kuat dicerminkan pula oleh kekuatan kepentingan para karyawannya. Diharapkan bekerja bagi kepentingan tim akan membuat sema-
ngat individu untuk kepentingannya sendiri dan keluarganya menyatu dalam totalitas kepentingan organisasi.
      Empat, karyawan dapat hidup berdampingan dalam keragaman. Teamwork juga membuat karyawan akan bisa dan mampu bekerja dalam tim yang solid. Untuk mencapai hal tersebut, mereka yang berbeda latar belakang budaya, gender, usia, pendidikan, pengalaman, dan kepribadian akan mampu menyatukan ide.
      Lima, menumbuhkan minat untuk bekerja lebih baik. Dalam sebuah orga-nisasi, ada saja karyawan yang kinerjanya tidak maksimal. Ketika mereka bergabungan dengan tim, diharapkan dia akan berubah kearah yang lebih baik. Selain itu, dengan melihat anggota tim lain berknrja lebih baik darinya, semangat untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan diharapkan akan tercapai. 
      Membentuk budaya kerja yang kuat melalui tim-tim kerja tentu menjadi hal yang sangat penting bagi organisasi untuk mencapai sukses. Budaya kerja tim melibatkan nilai (values), keyakinan (believe), pemahaman (understandings) dan metode yang digunakan dalam mencapai sesuatu, pada akhirnya akan menjadikan anggota tim tersebut memiliki sense of identity.
(sumber: http://listrikindonesia.com/the_magic_of_team_work_423.htm)

Daftar Pustaka 

  1. http://listrikindonesia.com/the_magic_of_team_work_423.htm
  2. Robbins, Stephen P. (2008). Organizational Behaviour. Penerbit: Salemba Empat
  3. Leigh, Andrew. Maynard, Michael (2006). Leading Your Team. Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer.

      

Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Pages